Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Never Give Up And Lose Before Destiny

                                                         

 


Segala sesuatu di dunia ini memiliki ‘nama’, juga mempunyai lawan kata yang bertolak belakang. Berhasil lawan kata dari gagal, menang dengan  kalah, semangat lawan kata dari menyerah, pandai  dan bodoh serta masih banyak kata lainnya.


Sejak kecil kita selalu dicekoki dengan berbagai nasihat. Belajarlah yang rajin! Jika tak belajar maka bodoh. Padahal semuanya tak sesederhana itu. Ada yang tak belajar, pandai. Seperti jika kita rajin bekerja belum tentu kita akan kaya. Penjual sayur mungkin yang paling rajin bekerja karena tengah malam buta sudah pergi ke pasar untuk membeli bahan dagangan, di saat semua orang lagi tidur, juga kuli bangunan yang bekerja paling keras mengucurkan keringat, masih kalah dengan pengusaha yang duduk manis di belakang kasir, kerjanya menghitung uang, dan masih banyak profesi yang bisa dijadikan contoh paradok kehidupan.

 Terkadang dalam hidup segala sesuatu tidak berjalan sesuai dengan aturan alam. Seperti sebuah pepatah yang berlaku dalam masyarakat “Orang pandai kalah dengan orang bernasib mujur”. Makna ini tentu sangat dalam tidak bisa  langsung diartikan tanpa pemahaman yang cukup. Secara logika bukankah masuk akal jika orang pandai tentu akan berhasil? Orang yang bodoh tentu akan gagal? Pendapat ini telah dipatahkan oleh pepatah tersebut di atas.

Dalam kitab kehidupan seseorang yang pandai tidak berbanding lurus dengan kesuksesan dalam hidup. Hal ini sudah banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari. Tengoklah kesuksesan di dalam hidup apakah diartikan dengan harta yang banyak? nama yang terkenal atau atau ukuran lain yang disepakati oleh masyarakat.

 

Dibutuhkan kekuatan mental untuk selalu bangkit jika tidak berhasil meraih keinginan. Seperti juga kalah ataupun menang dalam segala hal perjuangan hidup yang tentu akan terus terjadi saat kita masih bernyawa.

 

Kekayaan terkadang membuat seseorang terus merasa lapar dan selalu menumpuk harta lebih banyak lagi . Sebaliknya dengan kemiskinan membuat seseorang merasa sangat terpuruk dan menghalalkan segala cara untuk mampu bangkit berkecukupan bahkan memimpikan menjadi kaya. Sebenarnya kedua hal itu adalah inti dasar dari manusia bahwa segala sesuatu yang belum kita miliki akan selalu menjadi cita-cita yang mendasari kita biar tetap hidup. Apakah ini buruk? Tentu saja tidak karena Tuhan menciptakan keinginan atau bahkan ambisi tentu ada manfaat dan faedahnya. Itulah mengapa bunuh diri menjadi perbuatan yang sangat dibenci oleh Tuhan. Karena bunuh diri telah mematikan keinginan itu sendiri. Jika keinginan untuk terus berusaha  telah mati maka sebenarnya dia telah berhenti menjadi manusia. Hakikatnya manusia selalu menginginkan sesuatu yang tidak dimilikinya.

 

Sebagian orang berpendapat bahwasanya segala hal telah diatur oleh Allah dengan takdirnya, tentu benar semua yang kita usahakan telah ditakdirkan olehNya. Perlu diingat bahwasannya Allah juga melihat usaha  dan doa. Selama kita selalu bangkit terus berjuang meraih ambisi dan cita-cita yang belum tercapai, ini akan berarti pahala yang sangat besar di sisinNya.  Hasil bukanlah segalanya tetapi Tuhan selalu melihat proses yang kita lakukan.

Seperti pada arti kata ambisius yang seringkali berkonotasi negatif padahal ambisi tetap berjuang itu tentu sangat penting. Sebuah kemenangan berarti kita tidak pernah menyerah oleh keadaan. Sesulit apapun keadaan itu kita akan terus bangkit kembali berjuang lebih keras, memaknai kegagalan menjadi sebuah hal yang wajar.

 

Kita tidak akan tahu artinya berhasil bila kita tidak pernah gagal. Kita tidak pernah bisa berhasil bila kita tidak pernah mempunyai ambisi untuk melakukan sesuatu, meraih cita-cita yang kita inginkan. Jadi ambisi tidak selalu berkonotasi negatif.

 

Berambisi untuk menjadi yang terbaik tentu saja  tak dilarang. Larangan yang tak boleh dilakukan, tak mampu bangkit kembali jika ambisi itu gagal terlaksana, putus asa, depresi dan iri dengki pada orang lain. Gagal dalam sebuah babak kehidupan bukanlah pecundang. Tak pernah mengenal kata kalah atau menyerah tidak membuat menghalalkan segala cara, melakukan kecurangan untuk memuluskan jalan meraih cita-cita.Apalagi merugikan orang lain , mengambil hak yang bukan miliknya.

Lalu bagaimana untuk bisa merasakan emosi yang positif saat sedang berada dalam keputus-asaan? Yang pertama dilakukan aadalah ikhlas menerima dan berdamai dengan diri. Percaya bahwa semua hal ada Yang Mengatur, tugas kita hanya memerankan pemain yang terbaik agar mendapat keikhlasan dan keridhaan Sang Pengatur. Selalu memupuk perasaan positif bahwa semuanya tidak berlangsung abadi, kegagalan sementara begitu pula kebahagiaan sementara berputar silih berganti. selalu berprasangka baik kepada takdir Tuhan sehingga hidup tidak merasa terbebani. menjalani prosesnya dengan sebaik mungkin dan terus berusaha tanpa menyerah kalah sebelum waktunya tiba.

Yang terpenting adalah menikmati prosesnya. menikmati kegagalan yang terjadi tidak menangisinya secara berlebihan berusaha bahagia di sekelas situasi. tidak terlalu bergembira melebihi hal yang diperlukan jika mengalami keberhasilan karena seyogianya segala hal di dunia ini adalah fana berubah begitu cepat jika dikehendaki olehnya. jadi menjadi pribadi yang tenang, unggul tanpa menyerah tetapi selalu bahagia dalam prosesnya

 

Tak perlu terlalu membenci diri sendiri jika mengalami kegagalan. jauhi iri dengki kepada orang yang telah berhasil melaksanakan cita-citanya. Betapa capeknya hidup jika selalu menggunakan standar keberhasilan orang lain untuk diri kita sendiri. Keberhasilan yang hakiki adalah selalu berjuang meraih mimpi. Tak kenal menyerah dan tak pernah terlalu larut dalam kesedihan mendalam. Lakukan usaha semaksimal mungkin, mengevaluasi diri, memperbaiki kelemahan dan mengasah kelebihan yang ada.

.

Oleh karena itu, penting untuk berkontemplasi dengan diri sendiri ketika pikiran kita mulai membicarakan orang lain di dalam hati. Suara-suara seperti: “ah dia banyak uangnya tentu saja berhasil” atau “dia mempunyai backingan orang dalam,” bisa sangat berbahaya untuk mental kita di kemudian hari. Kebencian dan tipu muslihat membuat kita tak mampu berpikir positif dan obyektif. Selalu berpikir positif dalam keadaan segenting apapun membuat kita lebih bahagia. Berpikir jernih bahwa memang seseorang yang berhasil tentu karena usaha dia yang maksimal. Sekarang mungkin yang berhasil orang lain, tak menutup kemungkinan kita akan berhasil setelah dia. Kita tak tahu proses orang lain jadi kita tak berhak menghakiminya. Tetap fokus pada diri sendiri dan menikmati segala usaha baik itu hasilnya masih gagal. Kegagalan itu adalah proses keberhasilan itu sendiri

 

 


 


2 komentar untuk " Never Give Up And Lose Before Destiny"

IISTEACHER 1 Maret 2023 pukul 04.05 Hapus Komentar
Mantap ... Sebagai motivasi diri untuk selalu berusaha
Perkumpulan Kata Bintang Sumenep 18 Maret 2023 pukul 22.50 Hapus Komentar
Great